Posted by Berbagi Ilmu on Kamis, 27 November 2014
Curah hujan (presipitasi) adalah banyaknya air hujan atau kristal es
yang jatuh ke permukaan bumi. Alat pengukur curah hujan adalah
pluviometer ombrometer/regenmeter. Berdasarkan proses terjadinya hujan
dibedakan menjadi :
1) Hujan muson
Hujan muson terjadi di
daerah yang dipengaruhi oleh angin muson. Sebagian besar terjadi di
indonesia, terjadi pada bulan Oktober-April, dan sebagian kecil jatuh
pada bulan Oktober.
2) Hujan zenithal/hujan tropika/hujan puncak/hujan adveksi/hujan konvergensi
Terjadi
karena arus konveksi, terjadi di daerah tropis. Hujan Zenith terjadi
karena uap air di daerah katulistiwa naik secara vertikal dan mengalami
penurunan suhu karena ketinggian, sehingga terjadi proses kondensasi dan
membentuk awan. Setelah angin tidak mampu menahan kumpulan titik-titik
air terjadilah hujan zenithal. Hujan zenithal biasanya turun pada sore
hari setelah mendapatkan pemanasan maksimum antar pukui 12.00-14.00 dan
terjadi pada saat posisi matahari pada puncak/kulminasi/zenithnya pada
tanggal 21 Maret dan 23 September.
3) Hujan orografis/hujan relief/hujan pegunungan
Terjadi
karena gerakan udara yang mengandung uap air terhalang oleh pegunungan,
sehingga massa udara dipaksa naik mengikuti lereng gunung. Akibatnya
udara menjadi dingin dan terjadi proses kondensasi dan membentuk awan.
Selanjutnya terjadilah hujan orografis.
Hujan orografis terjadi di
lereng yang menghadap arah datangnya angin. Daerah lereng lain yang
membelakangi datangnya angin, miskin uap air dan kering yang disebut
daerah bayangan hujan (shadow rain).
4) Hujan frontal/hujan depresi
Hujan
frontal terjadi karena pertemuan dua massa udara yag berbeda suhunya
atau dua massa udara yang bertumbukan. Wilayah yang mengalami hujan
frontal kira-kira terletak pada 60°-66,5° lintang utara maupun selatan.
5) Hujan sinklonal/hujan sinklun
Terjadi
di daerah sedang. Angin di daerah sedang selalu disertai hujan. Sebab
di daerah sinklun udara naik ke atas dan menjadi dingin. Hujan di daerah
sedang dapat dikatakan berlangsung terus-menerus.
6) Hujan musim dingin
Terjadi
di daerah-daerah subtropis. Daerah-daerah subtropik misalnya, sekitar
Laut Tengah (Portugal, Spanyol, Italia, Afrika Utara, Siria, Palestina,
Persia), California Barat Daya. dan pulau-pulau sebelah utara Selandia
Baru.
7) Hujan musim panas
Terjadi di daerah subtropik yang
terletak di pantai timur benua-benua besar. Hujan turun hampir sepanjang
tahun, terutama pada musim panas. Hujan ini disebut hujan musim panas
atau hujan summer.
Dalam kondisi normal air hujan mempunyai
derajat keasaman atau pH-nya = 7,0. Di daerah yang udaranya tercemar
berat, misalnya di daerah industri, zat pencermar terserap oleh air
hujan sehingga air hujan tersebut pH-nya=5,6 atau lebih kecil, sehingga
menimbulkan hujan asam.