Posted by Berbagi Ilmu on Selasa, 26 Juli 2016
BIOS, singkatan dari Basic Input Output System, dalam sistem komputer IBM PC atau kompatibelnya (komputer yang berbasis keluarga prosesor Intel x86) merujuk kepada kumpulan rutin perangkat lunak yang mampu melakukan hal-hal berikut:
- Inisialisasi (penyalaan) serta pengujian terhadap perangkat keras (dalam proses yang disebut dengan Power On Self Test, POST)
- Memuat dan menjalankan sistem operasi
- Mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam komputer (tanggal, waktu, konfigurasi media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja, serta kestabilan komputer)
- Membantu sistem operasi dan aplikasi dalam proses pengaturan perangkat keras dengan menggunakan BIOS Runtime Services.
BIOS menyediakan antarmuka komunikasi tingkat rendah, dan dapat
mengendalikan banyak jenis perangkat keras (seperti keyboard). Karena
kedekatannya dengan perangkat keras, BIOS umumnya dibuat dengan
menggunakan bahasa rakitan (assembly) yang digunakan oleh mesin yang bersangkutan.
Istilah BIOS pertama kali muncul dalam sistem operasi CP/M, yang merupakan bagian dari CP/M yang dimuat pada saat proses booting dimulai yang berhadapan secara langsung dengan perangkat keras (beberapa mesin yang menjalankan CP/M memiliki boot loader sederhana dalam ROM). Kebanyakan versi DOS memiliki sebuah berkas yang disebut "IBMBIO.COM" (IBM PC-DOS) atau "IO.SYS" (MS-DOS) yang berfungsi sama seperti halnya CP/M disk BIOS.
Kata BIOS juga dapat diartikan sebagai "kehidupan" dalam tulisan Yunani (Βίος).
Update BIOS atau Flashing BIOS adalah proses menghapus perangkat lunak
pada chip dan program dengan versi software yang lebih baru dengan
menggunakan program khusus yang disebut utilitas flash.
Adapun alasan mengapa kita harus melakukan Update atau Flashing BIOS antara lain:
- Dukungan kepada prosesor yang lebih baru (hal ini akan sangat
berguna terutama untuk membangun komputer rakitan), BIOS tweak untuk
memungkinkan prosesor hingga kecepatan tertentu, sehingga jika
di-Upgrade prosesor atau overlock, BIOS bisa menyesuaikan diri.
- Dukungan untuk hard drive yang lebih besar dan solid state dirve.
Percaya atau tidak, BIOS dikonfigurasikan untuk hanya menerima HDD / SSD
sampai ukuran tertentu, sehingga BIOS harus diperbaharui untuk
memungkinkan HDD/SSD kapasitas sangat besar yang akan digunakan.
- Perbaikan BUG. BIOS berisi pilihan fitur tertentu, tapi salah
satunya tidak berfungsi dengan baik atau tidak sama sekali. Produsen
telah mengakui dan memperbaiki masalah dengan versi BIOS baru. Upgrade /
Flashing BIOS bisa mengatasi masalah ini.
Baiklah, kita langsung saja masuk pada cara melakukan update BIOS
(flashing BIOS) dari USB Flashdisk yang merupakan salah satu dari
beberapa cara yang bisa Anda pilih untuk melakukan update BIOS.
File-file sistem DOS biasanya tak terlihat karena atribute file mereka
diatur ke hidden. Jika Anda ingin menampilkan file-file tersembunyi maka
aktifkan terlebih dahulu pilihan (opsi):
'Windows-Explorer / Tools / Folders options / View / show hidden files and folder', serta nonaktifkan opsi
'Hide protected operating system file'.
Proses Update / Flashing BIOS
- Masuk ke BIOS-Setup dan setting CD-ROM sebgai first boot.
- Masukkan CD atau USB Flash Bootable BIOS dan restart PC. Bila semua
bejalan lancar, DR-DOS dimulai dan Anda dapat melihat format yang sangat
terkenal DOS Prompt (A: \>).
- Contoh berikut menunjukkan flashtool dan file BIOS (nama file dapat
berbeda). Baris terakhir menunjukkan contoh perintah bagaimana memmulai
(AMI-) BIOS-Update:
Sekarang proses update BIOS sudah siap untuk dilakukan, pastikan aliran listrik dalam keadaan aman selama proses flashing BIOS.
- Terlebih dahulu baca manual Mainboard Anda pada bagian Update BIOS.
- Baca info dan file readme teks, yang paling sering tersedia di
bagian download, atau dalam file arsip terkompresi yang berisi flashtool
dan file BIOS. Mungkin Anda bisa menemukannya beberapa info penting
bagiamana cara untuk melakukan flash BIOS.
- Pasang Steker Notebook atau PC Power Supply.
- Setelah masuk BIOS dan tepatnya siap dengan perintah DOS, masukkan
baris perintah yang memulai flashtool yang inklusif parameter (bisa
dilihat pada manual Anda / Tabel Flashtool).
- Periksa ejaan yang tepat (termasuk spasi) dari baris perintah Anda.
- Jangan pernah berhenti ketika update BIOS berjalan!
- Jika flashtool melaporkan kesalahan, keluarlah dari sana (dengan ESC / CTRL-C / CTRL-Break) dan restart lagi.
- Jika flashtool melaporkan kesalahan (seperti 'invalid parameter')
periksa ejaan dari baris perintah. Bisa juga flashtool Anda membutuhkan
beberapa parameter yang berbeda. Dalam contoh ini flashtool tanpa
parameter apapun.
- Jika Anda mulai flashtool tanpa parameter apapun, alat ini harus
menampilkan beberapa parameter dan info bagaimana memulai update, atau
menunjukkan menu dengan kotak input untuk memasukkan nama file BIOS dll.
- Beberapa flashtool menunjukkan beberapa parameter jika Anda mulai
flashtool dengan salah satu parameter tersebut: / ? atau / H. Contoh:
"afudos/ H".
Setelah flashtool berhasil melakukan Update BIOS, maka akan menampilkan
pesan singkat "OK/100%" , maka lakukan terlebih dahulu beberapa hal
seperti pada poin-poin dibawah ini sebelum melakukan restart Komputer /
PC Anda.
- Keluarkan USB-Stick, CD, atau Disket.
- Banyak produsen Mainboard (Motherboard)
menyarankan untuk terlebih dahulu mematikan Komputer / PC, kemudian
untuk mereset CMOS (tidak pada laptop). Bisa Anda lihat pada manual
Mainboard bagaimana untuk me-reset CMOS apabila memang diminta.
- Reboot PC dan masuk ke BIOS-Setup sambil menekan tombol DEL (atau
tombol lain sesuai motherboard) berulang kali langsung setelah PC start.
- Sekarang Anda harus load pengaturan default (Load BIOS Default, Load
Default Setup, atau menu lain yang sama). Komputer / PC Anda harusnya
bekerja dengan maksimal dapa pengaturan dasar ini dan jika tidak ada,
anda harus mengubah beberapa pengaturan khusus (CPU, FSB, urutan BOOT,
dll).