
Sudah diketahui banyak orang, kelebihan kolesterol bisa
mengakibatkan penyakit mematikan, seperti penyakit jantung koroner (PJK)
dan stroke. Data menunjukkan PJK menduduki peringkat pertama penyebab
kematian di dunia, termasuk Indonesia. Kadar kolesterol merupakan salah
satu indikator yang paling baik untuk menentukan seseorang berpotensi
terkena PJK atau tidak.
Hampir sama mekanismenya dengan PJK, stroke juga bisa terjadi karena
penyumbatan pembuluh darah arteri. Pembuluh darah menjadi sempit
sehingga menghambat aliran darah. Padahal, otak sangat tergantung pada
pasokan darah yang berkesinambungan.
Namun, ada hal yang melegakan dari segala masalah yang menyangkut
kolesterol. Penyakit yang diakibatkannya tergolong dapat dicegah.
Terbukti juga bahwa pencegahan jangka panjang membawa hasil yang
menggembirakan. Berikut ini upaya untuk mencegah aksi kolesterol sebelum merambat ke PJk dan stroke.
1. Hindari makanan berkolesterol tinggi
Cara ini adalah upaya pertama untuk mencegah terjadinya kelebihan
kolesterol. Perbanyak pangan nabati daripada hewani karena sumber
kolesterol ada pada pangan hewani. Berikut ini contoh pangan hewani yang
menjadi sumber kolesterol
- Kuning telur
- Cumi-cumi
- Otak sapi
- Otak dan kaki babi
- Telur burung puyuh
- Jeroan sapi, kambing dan babi
- Gajih
- Kerang putih (tiram)
- Mentega dan margarin
- Kepiting
2. Perbanyak konsumsi sayur dan buah
Kedua bahan makanan ini memang banyak diketahui mampu menurunkan
kdaar kolesterol “jahat” yang berlebihan dan meningkatkan HDL. Mengapa?
Ini disebabkan sayur dan buah me
ngandung serat makanan, antioksidan dan
nutrisi lain.
Antioksidan yang tedapat di sayur dan buah meliputi betakaroten (pro
vitamin A), vitamin C, dan vitamin E. Peneliti di University of Western
Ontario membukitkan bahwa konsumsi tiga gelas jus jeruk sehari
meningkatkan HDL sampai 21 mg % atau 10-20 poin dalam wktu empat minggu.
3. Jaga kestabilan tekanan darah
Hipertensi atau tekaan darah tinggi mempercepat pengerasan arteri
yang menjadi penyebab utama terjadinya ateriosklerosis. Oleh karena itu,
selalu kontrol tekanan darah Anda pada kondisi normal.
Tekanan sistolik (tekanan bawah) lebih dapat diandalkan untuk melihat
kecenderungan terjadinya aterosklerosis dibandingkan tekanan diastolik
(tekanan atas). Jaga tekanan sistolik selalu di bawah 140 mmHg dan
tekanan diastolik dibawah 90mmHg.
4. Turunkan berat badan
Orang yang kelebihan berat badan cenderung memiliki kadar kolesterol
dan lemak yang tinggi dan kadar HDL yang rendah. Kelebihan berat badan
juga memicu timbulnya tekanan darah tinggi dan diabetes. Kedua penyakit
ini juga memicu terjadinya aterosklerosis.