Posted by Berbagi Ilmu on Sabtu, 29 November 2014
Kita yang berada di Indonesia boleh iri
kepada teman-teman kita yang berada di belahan bumi empat musim. Di
sana, setiap musim dingin akan turun salju yang menghiasi tanah, pohon,
dan rumah mereka. Orang-orang di sana juga bisa bermain-main dengan
salju, seperti membuat boneka salju atau saling melempar bola salju. Wah
sayang sekali ya, di Indonesia tidak turun salju, kecuali di daerah
puncak gunug tinggi seperti Pegunungan Jayawijaya, Papua.
Hmmm, ngomong-ngomong bagaimana ya terbentuknya salju? Sederhananya
salju adalah uap air yang membeku. Tentu saja kamu tahu bahwa di
atmosfer terdapat banyak uap air. Nah, kumpulan uap ini kemudian
berkumpul dan membentuk awan. Semakin lama, kumpulan uap yang berkumpul
menjadi awan ini semakin banyak. Ketika sudah terlalu banyak, sebagian
uap air dari awan tersebut akan dilepaskan dan turun menjadi
butiran-butiran air.
Jika temperatur udara cukup dingin, uap air yang turun tersebut dapat
membeku dan jadilah salju. Sebenarnya, dibutuhkan temperatur di bawah 0
derajat Celsius untuk membekukan air. Namun, dalam perjalanan turun ke
bumi, butiran air tersebut akan mendapat campuran berbagai partikel dan
zat-zat lain. Beberapa di antaranya akan mempercepat fase pembekuan air,
sehingga butiran air tersebut akan lebih mudah membeku.
Akan tetapi, belum tentu udara yang dingin akan membuat lebih banyak salju,
lho.
Ketika udara terlalu dingin, uap air yang ada di atmosfer juga
berkurang. Hal ini dikarenakan tidak banyak air yang menguap, sehingga
tetap pada bentuk cairnya. Akibatnya, bisa jadi justru tidak ada salju
yang turun sama sekali