Posted by Berbagi Ilmu on Senin, 01 Desember 2014
Kebiasaan saya kalau mau mudik ke tempat mertua maka selalu mencek
kondisi mobil, agar tidak teradi masalah selama di perjalanan. Maklum
medan yang dilalui adalah hutan rimba, jadi bisa di bayangkan jika jadi
kerusakkan di tengah hutan. Kebetulan sejak awal kerusakkan mobil sudah
teridentifikasi, yaitu mobil mati ketika semua perangkat listrik nyala.
Tentu mobil mati banyak penyebabnya, hanya saja semua komponen sudah di
cek dan di ganti, hingga yang tersisa belum di cek adalah alternator.
Saya pribadi tidak terlalu pecaya dengan montir bengkel, mengingat
pengalaman pahit setiap bertransaksi dengan montir bengkel. Bagi yang
mengalami hal yang sama dengan bengkel dan enggan ke bengkel ada baiknya
baca artikel
cara mudah memperbaiki alternator sendiri.
Tapi sebelum anda membongkar habis alternator ada baiknya anda coba
untuk mengenal indikasi kerusakkan yang disebabkan oleh alternator. Agar
tidak merusak perangkat yang sebenarnya tidak rusak.
Adapun indikasi yang memungkinkan bahwa alternatornya rusak adalah :
- Aki (accu) sering soak. Karena fungsi dari alternator adalah untuk
menghasilkan listrik untuk mengisi aki. Walaupun kemungkinan ini bisa
jadi ada kerusakkan dari aki yang mungkin sudah tidak mau menerima
charger lagi atau memang sudah rusak. Tetapi jika aki masih baru dan di
pastikan tidak rusak dengan uji coba yang di lakukan, maka bisa di
pastikan bahwa alternator anda mati.
- Mesin mobil mati ketika kabel positif aki di lepas. Hal ini terjadi
karena api yang di butuhkan yang dihasilkan dari alternator bereaksi.
- Cek dengan ampermeter pada aliran alternator. jika di bawah 12 volt,
maka alternator rusak. Atau daya yang dihasilkan alternator sudah
lemah.
Saya rasa 3 indikasi di atas sudah cukup bagi kita untuk menuduh bahwa
alternatorlah tersangkanya. Sekarang kita bongkar alternator, karena
banyak penyebab alternator rusak atau daya yang dihasilkan sudah lemah,
maka banyak hal yang harus kita cek untuk mengganti komponen dari
alternator. Adapun komponen yang bisa kita ganti ada 3 saja, yaitu arang
(brush), diode rectifer, IC Regulator.
Sebenarnya semuanya bisa di ganti tetapi biaya yang di butuhkan lebih
besar ketimbang beli baru. Tapi jika ke-3 komponen ini rusak bersamaan,
maka lebih baik beli yang baru, karena totalnya hampir sama dengan beli
alternator yang baru, selain itu belum tentu hasil bongkarnya bisa
memperbaiki kondisi yang ada. Lalu bagaimana kita mengetahui yang rusak
dan yang harus di ganti ?
- Kalau Diode rectifier, cukup di cek apakah masih ada koneksi antar
kuningan yang terbuka, karena fungsi utama dari diode rectifier adalah
sebagai semi konduktor. Jika ada koneksi yang terputus maka, diode
rectifiernya harus di ganti.
- Kalau brush (arang), cukup dilihat dari kondisi arang, jika masih panjang maka tidak usah di ganti.
- Kalau IC regulator, cukup di lihat dari sisi fisik, jika terbakar
dan sejenisnya maka harus di ganti. (maaf ya.. maklum belum pernah
mengetes dengan alat yang lain.. )
Adapun proses bedah alternator silahkan lihat gambar alternator saya yang sudah buruk di bawah ini.
kebetulan, untuk alternator saya yang rusak adalah Ic Regulatornya, jadi
misi pembedahan kali ini hanya mengangkat IC regulator yang sudah
kronis kemudian menggantinya dengan IC regulator yang baru...
Gambar kondisi alternator setelah pantatnya di lepas.
Gambar IC regulator sudah di lepas
Gambar alternator setelah di bongkar.
Gambar pemasangan IC regulator
Gambar perakitan IC regulator
Maaf gambarnya jelek dan tidak komplit, karena pada saat membongkar
terlalu fokus untuk memperbaiki alternator, maklum belum punya
photografer pribadi. Setelah selesai di rakit, ternyata kondisi mobil
sama aja... Maksudnya aki masih mudah soak.. Akhirnya saya lakukan
investigasi ulang, setelah alternator lepas dari tuduhan tersangka
(kondisi alternator sudah OK) maka di temukan salah satu sekring mobil
hangus terbakar. Kemudian saya ganti sekring, dan mobil sudah sehat
kembali. langsung tancap ke arapura.